Saat-saat
seperti inilah yang dapat ku katakan menyebalkan . Saat aku merindukan sosok
lelaki itu , yah sesosok lelaki yang aku kenal betul dengan karakter pribadinya
. Lelaki yang selalu membuatku tersenyum , atau lebih tepatnya selalu memaksa
bibirku tidak menahan rekahannya meski dalam situasi apapun itu . Entah apa
yang dipikirkannya, hingga dia benar-benar tahan dengan tingkah lakuku yang aku
sendiri saja muak memilikinya . Dia lelaki yang tangguh , tak heran pundaknya
selalu kuat menopangku saat aku lelah dan buta melakukan segala hal. Apa yang
dia pikirkan sehingga dapat tahan dengan sikap egois yang berlebihan dan sudah
level akhir ini , belum lagi dengan tingkahku yang moody level up.
Aku sering mengatakan apa yang sebenarnya tidak
sesuai hati tentangnya. Banyak temanku yang selalu mengatakan dia sangatlah
tampan, baik , romantic , atau kata-kata pujaan lainnya . Tapi aku selalu
menanggapinya dengan kata-kata yang bertolak belakang dengan kalimat-kalimat
pujian yang teman-temanku katakan .
Mungkin aku sering membantahnya dengan mengatakan bahwa dia bukanlah
sesosok lelaki yang tampan , hanya sok romantic dan hal-hal yang berkebalikan
dengan apa yang seharusnya aku katakan . Hey kamu lelaki yang aku maksud , maaf
bukan maksudku melakukan itu , itu bukan sebuah penghinaan seperti yang
terlihat . Kau tau apa maksudku ? Apa maksud ku lakukan itu ? Hanya satu ,
karena aku menyayangimu bahkan aku mencintaimu . Aku tak ingin ada orang lain
yang memujamu dan menyukaimu atas dasar rasa sayang dan pada akhirnya kau akan
meninggalkanku . Sungguh hanya itu yang aku takutkan .
Aku
tak mengerti bagaimana perasaan ini tumbuh . Pada sesosok lelaki dingin
sepertimu . Yang hanya tahu-menahu lewat ekskul yang sama . Namun aku sadar
selama ini aku salah menilai pemain basket itu . Dia adalah seorang yang sangat
peduli terhadap orang lain , perhatiannya , kasih sayangnya , dan
perjuangannya, ya , sungguh itu yang membuatku dapat jatuh kedalam pelukan rasa
ini , rasa sayang dan rasa cinta yang telah merambat dan dalam .
Cinta
memang banyak yang mengatakan tidak memandang perbedaan , perbedaanlah yang
akan mempersatukan . Tapi siapa orang akan tetap memegang prinsip itu apabila
perbedaan kita berada pada hal yang satu ini. Terkadang aku bertanya pada Tuhan
, mengapa disaat Engkau pertemukan dua orang yang benar-benar bisa saling
mencintai ini malah justru ruang kepercayaanlah yang menyekat hubungan ini .
Apa ini salah ? Haruskah aku melepas orang yang sangat aku sayang sekarang ini
? Diijinkankah aku untuk tetap satu atap kebersamaan dengannya ? Diatas sekat
ruang perbedaan ini ? Untuk tetap menggandeng tangannya , menatap matanya ,
membelai wajahnya , mencubit pipinya , dan menggenggam erat hatinya meskipun
kita berpijak dilangit-langit sekat perbedaan . Sungguh hanya itu .. dapatkah
..